Posts

REVIEW DAN ANALISIS FILM GURU BANGSA: TJOKROAMINOTO (2015)

Penulis : Mika Meytasia Ito Film Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015) ini mengisahkan perjuangan Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, seorang bangsawan Jawa yang menolak feodalisme dan memilih membela rakyat kecil di tengah penindasan kolonial Belanda. Ia mendirikan Sarekat Islam (SI) sebagai wadah perlawanan dan menginspirasi rakyat melalui pidato dan pergerakan politik. Di rumahnya, ia membimbing pemuda-pemuda yang kelak menjadi tokoh besar Indonesia, seperti Soekarno atau yang dalam film ini dipanggil kusno, Semaoen, Musso, dan Kartosuwiryo, yang kemudian mengembangkan ideologi berbeda—nasionalisme, komunisme, dan Islamisme. Namun, perbedaan ini juga memicu perpecahan dalam SI, sementara pemerintah Belanda semakin menekan gerakan yang ia pimpin. Di tengah perjuangan yang semakin sulit, Tjokroaminoto menghadapi penangkapan dan pengasingan, serta perpecahan di antara murid-muridnya. Film ini menampilkan kompleksitas perjuangan kemerdekaan, ketegangan ideologi, serta peran penting seorang...

Review “Transnational Advocacy Networks in International Politics: Introduction”

Image
Oleh : Mika Meytasia Ito Buku dengan judul Activist Beyond Borders yang ditulis oleh Keck & Sikkink (2019), pada bab ini membahas tentang Transnational Advocacy Network atau TAN dalam politik internasional. Politik dunia tidak hanya melibatkan negara, tetapi juga aktor-aktor non-negara, yang termasuk di dalam pembahasan TAN ini. Jaringan ini terdiri dari aktivis yang berupaya mempengaruhi kebijakan publik berdasarkan prinsip moral atau nilai-nilai tertentu dibandingkan pada alasan material. Hal ini mencangkup isu-isu kontemporer seperti Hak Asasi Manusia, lingkungan, dan hak-hak perempuan. TANs menghubungkan berbagai aktor, termasuk masyarakat sipil, negara, dan organisasi internasional, sehingga memperluas akses ke sistem internasional. TANs modern memiliki pendahulu dalam sejarah, seperti gerakan penghapusan perbudakan dan hak pilih perempuan, Buku ini menyoroti tiga kasus utama dalam transnasionalisme, yaitu HAM, lingkungan, dan hak-hak perempuan. Contoh lain termasuk kampany...

GERAKAN SOSIAL PADA FILM “THE BURNING SEASON : THE CHICO MENDES STORY”

Image
 Oleh: Mika Meytasia Ito Berkisah tentang perjalanan hidup Chico Mendes, film ini mengangkat tema pergerakan sosial yang dilakukan di Brazil untuk melawan eksploitasi hutan. Film ini secara garis besar dapat menggambarkan arti gerakan sosial yang tercermin di dalamnya. Diksi “ together we united” yang diucapkan oleh salah satu karakter penggerak massa pertama, Wilson Pinheiro, pada awal film cukup mewakili bagaimana pendefinisian gerakan sosial. Kemudian massa digerakkan oleh Mendes setelah kematian Pinheiro, dimana ia bekerja sama dengan petani karet dan masyarakat adat untuk mempertahankan apa yang menjadi milik mereka, yaitu hutan hujan di Brazil, dan hak-hak ekonomi pekerja kecil dari eksploitasi industri besar. Mendes bersama teman-temannya menyatukan pemikiran dan mengorganisir perlawanan terhadap deforestasi yang dilakukan oleh pemilik tanah besar dan pihak korporasi. Film ini juga menunjukkan bahwa sebuah gerakan sosial sering kali berhadapan atau bahkan terpicu oleh kekuat...

REVIEW “CLASSICAL AND CONTEMPORARY CONVENTIONAL THEORIES OF SOCIAL MOVEMENTS” OLEH CLAYTON D. PEOPLES

 Penulis : Mika Meytasia Ito Sesuai dengan judulnya, bab pada buku ini menyoroti tentang teori klasik dan teori kontemporer mengenai gerakan sosial. Bacaan ini menguraikan bagaimana teori-teori tersebut berkembang seiring dengan perubahan sosial dan akademik, terutama setelah tahun 1960-an ketika gerakan sosial mulai mendapat perhatian lebih dalam kajian sosiologi. Bagian pertama bab ini membahas mengenai teori klasik gerakan sosial. Dahulu sebelum masuk abad 20, pemikiran mengenai gerakan sosial banyak dipengaruhi oleh revolusi besar seperti Revolusi Perancis. Terdapat dua pendekatan utama yang muncul pada zaman ini. Pertama adalah sosialisme utopis dan teori elite. Sosialisme utopis sendiri merupakan penciptaan komunitas kecil berbasis prinsip-prinsip sosialisme tanpa pendekatan revolusioner. Sedangkan teori elite berpandangan bahwa masyarakat idealnya dipimpin oleh segelintir elit yang dianggap lebih kompeten dibandingkan rakyat biasa. Pendekatan kedua adalah pemikiran atau ...