GERAKAN SOSIAL PADA FILM “THE BURNING SEASON : THE CHICO MENDES STORY”

 Oleh: Mika Meytasia Ito



Berkisah tentang perjalanan hidup Chico Mendes, film ini mengangkat tema pergerakan sosial yang dilakukan di Brazil untuk melawan eksploitasi hutan. Film ini secara garis besar dapat menggambarkan arti gerakan sosial yang tercermin di dalamnya. Diksi “together we united” yang diucapkan oleh salah satu karakter penggerak massa pertama, Wilson Pinheiro, pada awal film cukup mewakili bagaimana pendefinisian gerakan sosial. Kemudian massa digerakkan oleh Mendes setelah kematian Pinheiro, dimana ia bekerja sama dengan petani karet dan masyarakat adat untuk mempertahankan apa yang menjadi milik mereka, yaitu hutan hujan di Brazil, dan hak-hak ekonomi pekerja kecil dari eksploitasi industri besar. Mendes bersama teman-temannya menyatukan pemikiran dan mengorganisir perlawanan terhadap deforestasi yang dilakukan oleh pemilik tanah besar dan pihak korporasi. Film ini juga menunjukkan bahwa sebuah gerakan sosial sering kali berhadapan atau bahkan terpicu oleh kekuatan besar, seperti pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil dan pemilik modal yang ingin menguasai sumber daya alam. Mendes juga menerapkan gerakan non-kekerasan dengan mengedepankan perundingan atau diplomasi dengan pihak korporasi untuk mengurangi korban yang akan berjatuhan, sebagaimana yang dialami Wilson, ayahnya, dan teman-teman lainnya.


Gambar : Chico Mendes 
Sumber : https://images.app.goo.gl/LW1eYgAF6BVKNzDK9 


Pengetahuan menjadi kunci dari gerakan sosial. Hal ini secara kronologis ditunjukkan pada awal film, dimana Mendes yang masih kecil belum bisa membaca hingga akhirnya seorang pendatang dari Sao Paolo mengajarinya. Lingkungan kecilnya hanya mengajarkan untuk tetap tunduk untuk bisa melanjutkan hidup. “Kami membungkuk dan biarkan mereka memukul kami, bilang bahwa keadaan akan lebih baik di kehidupan selanjutnya”, setidaknya hal tersebut yang ada di dalam pikiran masyarakat untuk tetap bertahan hidup di lingkungan masa kecil Mendes. Pengetahuan yang sedikit demi sedikit diperoleh Mendes kemudian mendorongnya untuk mulai menggerakkan massa. Inilah yang selanjutnya menjadi pemicu sebuah gerakan sosial, penggerak kolektif dengan pengetahuan yang dimilikinya.


Bagi pihak korporasi di film ini, Mendes sebagai penggerak massa dianggap berbahaya karena merupakan otak dibalik gerakan-gerakan untuk melawannya. Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan pada adegan pimpinan yang sedang merundingkan “masalah” yang terjadi pada wilayah hutan yang akan mereka jadikan lahan. Pimpinan tersebut bertanya, “bagaimana cara melenyapkan koloni rayap?”, kemudian bawahannya menjawab, “dengan membunuh ratunya, yang selanjutnya tidak akan bisa membuat sarang, dan tidak akan bisa membuat koloninya”. Menurut kutipan percakapan tersebut, dapat diketahui bahwa latar belakang suatu gerakan sosial tidak hanya sesederhana hak yang diintervensi oleh pihak dominan, namun juga harus terdapat “otak” yang menggerakkan sebuah gerakan yang kemudian akan diikuti oleh massa untuk merebut kembali hak mereka.


Film ini juga mengandung aspek ekonomi politik yang dijelaskan melalui kekuasaan, ekonomi, dan perjuangan sosial yang muncul dalam konteks eksploitasi sumber daya alam. Film ini menggambarkan bagaimana ekonomi berbasis eksploitasi khususnya deforestasi untuk peternakan dan agribisnis, menguntungkan hanya segelintir elit pemilik tanah dan perusahaan besar. Sementara itu, rakyat kecil yang memang memiliki hak atas tempat tinggal mereka tersebut harus kehilangan akses terhadap sumber daya yang menjadi mata pencaharian mereka. Selain itu, gerakan ini merupakan penggambaran respons terhadap sistem kapitalisme ekstraktif, yaitu sistem ekonomi yang mengeksploitasi alam tanpa memperhitungkan keberlanjutan atau dampak sosial. Hal ini juga ditekankan oleh Mendes melalui pidatonya di Amerika yang menyinggung soal keberlanjutan lingkungan. Film ini juga menyoroti bagaimana kebijakan ekonomi negara dapat dengan mudahnya disetir oleh kelompok yang memiliki modal dan kekuasaan politik. Sementara kepentingan rakyat yang diadvokasi oleh Mendes tidak ada artinya bagi pemerintah sebelum akhirnya Mendes memenangkan diplomasi untuk menghentikan deforestasi.


Gerakan sosial yang dipimpin Mendes tidak hanya berbentuk protes, tetapi juga perjuangan politik untuk mengubah kebijakan ekonomi dan hukum agraria. Mendes mengorganisir komunitas lokal, membangun solidaritas dengan organisasi internasional, dan menggunakan diplomasi untuk menekan pemerintah agar menerapkan kebijakan yang lebih berkeadilan. Mendes berhasil menarik perhatian dunia terhadap isu deforestasi dan hak masyarakat adat. Dengan dukungan organisasi lingkungan internasional, perjuangannya mendapat pengakuan global, yang akhirnya memaksa pemerintah Brasil untuk mengadopsi beberapa kebijakan perlindungan lingkungan. Ini menunjukkan bagaimana gerakan sosial dapat memanfaatkan dinamika ekonomi politik global untuk mempengaruhi kebijakan nasional.


Dengan demikian, film ini menunjukkan bahwa gerakan sosial bukan hanya tentang protes, tetapi juga tentang membangun solidaritas, mendidik masyarakat, dan mencari solusi yang berkelanjutan untuk keadilan sosial dan lingkungan. Dengan mengorganisir masyarakat lokal dan membangun jaringan internasional, gerakan Chico Mendes menjadi contoh bagaimana perubahan struktural dapat diperjuangkan melalui strategi ekonomi dan politik yang terorganisir.

Comments

Popular posts from this blog

Review “Transnational Advocacy Networks in International Politics: Introduction”

REVIEW “CLASSICAL AND CONTEMPORARY CONVENTIONAL THEORIES OF SOCIAL MOVEMENTS” OLEH CLAYTON D. PEOPLES